Tampilkan postingan dengan label Humaniora. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Humaniora. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 September 2009

H. Moch. Sofyan

Mantan Pejabat

Yang Masih Peduli Rakyat

INDRAMAYU – Menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1430 H yang jatuh pada hari Minggu (20/9), hari-hari itulah tampaknya dimanfaatkan sebagian dermawan untuk berbagi zakat, infaq, dan sadaqoh yang diberikan kepada warga miskin. Kadang sang dermawan di Kota Mangga Indramayu membagikan sebagian hartanya, bukan hanya ketika ia duduk sebagai pejabat penting di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Namun yang dermawan, sampai sudah purna bakti pun alias pensiun, ia tak akan meninggalkan kebiasaannya berzakat, memberi sadaqoh, atau infaq kepada yang berhak menerimanya.

Lihat saja, Sabtu (19/9) malam di Jalan Letnan Wargana Blok Sekober Kelurahan Lemah Abang, Indramayu, masih ada seorang mantan pejabat yang sampai sekarang masih rajin beramal kepada ratusan warga miskin yang datang ke kediamannya.

Nama mantan pejabat itu, H. Moch. Sofyan yang sudah dikenal di kalangan warga sekitarnya paling loyal kepada warga yang membutuhkan. Meski saat pembagian zakat dan sadaqoh itu ia tidak muncul, kecuali diwakili anak-anaknya, namun warga yang datang merasa puas, karena selama ia tergolong dermawan. Sehingga tidak mengherankan apabila setiap menjelang lebaran, ratusan warga setiap hari berdatangan ke rumahnya.




“Pak Haji Sofyan memang terkenal dermawan dan loyal kepada warga miskin macam kami-kami ini,” kata Ny. Saminih (67), warga yang Sabtu (19/9) malam mendatangi rumah H. Moch. Sofyan untuk menerima zakat. (satimterus,blogspot.com)*** Foto-Foto : Satim

Rabu, 16 September 2009

Humas Pemkab Indramayu "Diserbu" Wartawan

Suasana di Humas Pemkab Indramayu

Ratusan Wartawan Ikut Registrasi

INDRAMAYU – Persaingan hidup akan selalu menuntut pemikiran, perhatian, dan berbagai inovasi dalam rangka meraih kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Begitu pula dengan keberadaan insan pers yang kini cenderung “menjamur” dengan media massanya masing-masing, tampaknya merupakan fenomena baru di tengah ketatnya persaingan antar media massa dalam era globalisasi dan kecanggihan teknologi.

Dalam catatan resmi pihak Humas Pemerintah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, hingga tahun 2009 ini telah terdaftar sedikitnya 200-an wartawan dari berbagai media massa cetak maupun elektronik yang meliput seputar Kota Mangga Indramayu itu.

Tampak dalam gambar, Rabu (16/9) siang hingga menjelang petang, ratusan wartawan melakukan registrasi keabsahan indentitas kewartawanan yang selama ini aktif dalam melakukan peliputan kegiatan di wilayah Kabupaten Indramayu. (Satimterus.blogspot.com)*** Foto : Satim

Formasi Menggugat Tolak Kenaikan Tarif Air Minum

Unjuk Rasa di Bulan Puasa

Aksi Demo Formasi Menggugat PDAM

INDRAMAYU – Peraturan Bupati Indramayu tentang kenaikan tarif air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma Ayu, menuai gugatan. Yang menggugat adalah Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Menggugat (Formasi Menggugat Indramayu).

Puluhan massa yang tergabung dalam Formasi Menggugat Indramayu melancarkan aksi unjuk rasa ke Gedung DPRD Indramayu, kemudian aksinya dilanjutkan di halaman pintu masuk PDAM “Tirta Darma Ayu” Indramayu, Selasa (15/9) siang. Sedianya, para pengunjuk rasa akan melakukan aksi protesnya di Pendopo Bupati Indramayu, namun urung. Mereka memilih membubarkan diri setelah beraudensi dengan Direktur Utama (Dirut) PDAM “Tirta Darma Ayu” Indramayu H. Suyanto, ST, MT di depan pintu gerbang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut.

Tuntutan pengunjuk rasa yang tergabung dalam Formasi Menggugat Indramayu itu berisi enam butir tuntutan, diantaranya, Tolak kenaikan tarif air minum yang diberlakukan PDAM Indramayu, dan gagalkan Perbup No. 44 Tahun 2009 tentang Tarif Air Minum, Tuntut Kejaksaan Negeri Indramayu agar memperjelas status dugaan korupsi PDAM Indramayu yang selama ini dipeti-eskan, Turunkan Dirut PDAM Indramayu H. Suyanto ST, MT dari jabatannya karena dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kerugian PDAM Indramayu selama ini, Meminta agar DPRD Indramayu segera membentuk Pansus untuk menyelidiki kerugian PDAM Indramayu selama ini, Hilangkan kebiasaan praktek KKN di kalangan Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan alat-alat kelengkapan Pemerintah Indramayu, dan Tindak tegas terhadap para oknum yang selama ini merugikan masyarakat dan negara.

Di hadapan para pengunjuk rasa itu, Dirut PDAM Indramayu H. Suyanto ST, MT mengatakan, bahwa pihaknya selama ini berjuang untuk membangun perusahaan yang dipimpinnya agar maju dan sehat. “Alhamdulillah, sekarang PDAM Indramayu merupakan perusahaan yang sehat, sehingga bisa beroperasi setiap harinya. Kalau terus-terusan merugi, perusahaan air minum ini langsung bangkrut,” katanya.

Bahkan ketika dipertanyakan soal kasus dugaan korupsi meteran sekitar Rp 9 miliar lebih sebagaimana diberitakan media massa, dan kasusnya menggelinding di Kaejaksaaan Negeri Indramayu sejak lama, namun hingga kini tak jelas juntrungnya, Suyanto mengatakan, kasus yang sempat menyeretnya menjadi tersangka pada masa lalu, namun diklaim Suyanto bahwa persoalan itu tidak cukup bukti.

“Kasus dugaan korupsi itu sudah di SP3-kan, karena tidak cukup bukti,” ujar Suyanto.

Ia mengemukakan, persoalannnya kini dikembalikan lagi kepada Kuswanto, anggota DPRD Indramayu dari Fraksi PDI-P yang telah melaporkan permasalahan tersebut. Namun hingga berita diturunkan, para wartawan belum memperoleh bukti salinan SP-3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) atas kasus dugaan korupsi meteran pelanggan PDAM sebagaimana yang diklaim Suyanto.

Beberapa sumber ToeNTAS News mengatakan, hingga kini belum diketahui adanya pengumuman di media massa cetak tentang SP-3 dugaan korupsi PDAM Indramayu itu. (Satimterus.blogspot.com)*** Foto-Foto : Satim

Para Pengemis Serbu Pendopo Bupati Indramayu

JELANG IDUL FITRI 1430 H

Pendopo Bupati Indramayu Diserbu Pengemis

INDRAMAYU – Ada fenomena lain dari lalu-lintas pejabat yang ada di lingkungan Pendopo Bupati Indramayu, Provinsi Jawa Barat saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1430 H Tahun 2009 ini, yakni aksi “penyerbuan” para pengemis yang datang bergerombol dan menyergapi siapa pun yang ditemuinya. Para wartawan yang tengah meliput kegiatan di lingkungan Pusat Pemerintahan Kota Mangga itu dibuat terkejut, sekaligus memperoleh gambar dan bahan berita yang akan ditayangkan di media massanya masing-masing.

“Kasihanilah Pak...Kasihanilah nasib kami Pak...,” begitulah suara lirih yang dikeluarkan dari bibir para pengemis dari orangtua hingga anak-anak. Bahkan tak sedikit pula diantara mereka datang sambil menggendong anak-anak balita. Meski wartawan yang setiap hari meliput di Pendopo Pemkab Indramayu, masih sempat mengamati satu per satu para pengemis yang wajahnya sudah terbiasa nongol di sekitar pusat pemerintahan Kota Mangga.

Gelombang aksi puluhan bahkan ratusan pengemis, tampaknya bukan hanya menyerbu pendopo, namun mereka pun mendatangi setiap kantor pemerintahan, sekolahan, dan rumah-rumah penduduk yang berada di sekitar jantung Kota Mangga Indramayu.

“Mungkin mereka mengharap sadaqoh dari kita-kita sekali dalam setahun. Namun kebanyakan para pengemis itu yang sudah terbiasa keluar-masuk lingkungan Pendopo Bupati Indramayu ini,” kata Raskhanna S. Depari, Ketua Aliansi Jurnalistik Independen Indonesia (AJII) Kabupaten Indramayu. (satimterus.blogspot.com)*** Foto-Foto : Satim


H. Uryanto Hadi Bagi-Bagi Zakat Menjelang Idul Fitri 1430 H/2009

H. Uryanto Hadi SH, SE Tabur Zakat

Kediaman Uryanto Hadi Diserbu Ratusan Massa

INDRAMAYU – Konsep mengeluarkan zakat demi meningkatkan kesejahteraan umat, tampaknya banyak dilakukan orang. Selain lembaga pemerintah yang bernama Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sadaqoh (BAZIS) sebagai pengumpul perolehan zakat fitrah menjelang Hari Raya Idul Fitri 1430 H, muncul pula berbagai lembaga pengumpulan zakat swasta. Namun tak sedikit pula yang mengeluarkan zakat dan sadaqoh dengan menggelar acara perseorangan dan mandiri di kediamannya. Salah satunya, seperti yang terlihat di Blok Sekober Kelurahan Lemah Abang, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Rabu (16/9) siang hingga menjelang sore. Ratusan, bahkan nyaris mencapai ribuan massa sejak pagi berjubelan di kawasan pertokoan, dan stasiun DIAN TV milik H. Uryanto Hadi SH, SE, kader Partai Golkar yang kini duduk kembali menjadi anggota DPRD Kabupaten Indramayu. Massa yang datang dari berbagai desa, terutama di wilayah Kecamatan Sindang dan Kecamatan Indramayu. Rupanya mereka sudah terbiasa datang ke kediaman Uryanto setiap tahunnya, karena mereka tahu bahwa setiap menjelang Idul Fitri, pihak keluarga Uryanto menggelar acara bagi-bagi zakat dan sadaqoh kepada warga miskin. “Kami ramai-ramai datang ke Pak Haji Uryanto, karena mengetahui Beliau akan bagi-bagi rejeki. Kami mendo’akan, semoga Pak Haji Uryanto sekeluarga selalu sehat dan diberikan banyak rejeki, supaya limpahan rejekinya dipercikan kepada warga miskin macam kami-kami ini,” tutur Ny. Kaminah (67) yang hari itu sekeluarga datang ke kediaman H. Uryanyo Hadi karena ia akan memperoleh zakat berupa beras dan makanan mie instan. Meski sempat terjadi aksi dorong-dorongan massa ketika tak sabar menanti giliran masuk ke halaman pertokoan Uryanto. Bahkan ada seorang warga yang nyaris pingsan karena berdesak-desakan berburu zakat dari tokoh politik dan pengusaha jasa konstruksi Kabupaten Indramayu itu.
Sebelumnya, aksi pembagian zakat kepada warga miskin itu, kata Uryanto Hadi, sudah biasa dilakukan setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri. (Satim)*** Foto-Foto : Satim

Minggu, 13 September 2009

Gara-Gara Disangka Maling Motor, Seorang Pemuda Dihakimi Massa

Disangka Maling Motor, Seorang Pemuda Babak Belur

INDRAMAYU – Seorang pemuda yang disangka maling motor ditangkap warga secara beramai-ramai, Minggu (13/9) sekitar pukul 13.47 WIB. Pemuda itu diarak ramai-ramai sambil menerima sejumlah “bigem” mentah dari warga sepanjang perjalanannya. Setelah dihakimi massa, pemuda itu pun babak belur, dan mukanya berdarah-darah. Lalu pemuda tersebut diamankan penduduk di rumah salah seorang warga yang letaknya di Desa Sindang (dekat Sungai Cimanuk lama), Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Meski sudah diamankan warga, namun ia masih menerima beberapa kali pukulan seseorang yang datang secara tiba-tiba. “Puk...puk...” muntah ke arah wajah pemuda itu. Saat aksi penangkapan warga itu, belum diperoleh keterangan pasti soal barang bukti hasil curian yang dilakukan pemuda itu. Tak ada satu pun warga yang menanyakan soal motor yang digondolnya. Termasuk nama pemuda itu pun, rupanya warga menganggap tidak terlalu penting.

“Pemuda ini berpura-pura minta sumbangan. Namun itu diduga hanya rekayasa saja. Karena salah satu teman pemuda ini tengah mengutak-atik sepeda motor orang. Kepergok warga sini, lalu ia diteriaki maling-maling...,” begitu ocehan kerumunan warga Sindang yang bersamaan dengan panasnya terik matahari di hari Minggu (13/9) siang itu.

Dalam hitungan beberapa menit, belum ada petugas berpakaian dinas yang datang ke lokasi kejadian. Massa yang berjubel hanya ramai-ramai berkerumun tanpa mengetahui secara persis bagaimana jalan ceritanya dari aksi penangkapan pemuda tersebut. Beberapa menit kemudian, ToeNTAS News baru bisa mengorek sedikit tentang pemuda itu. Ia mengaku bernama Kamim (38), warga RT. 06 Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Ia bersama salah seorang temannya yang mengendarai sepeda motor Supra-X warna merah berornamen putih Nomor Polisi E-2380-RU datang ke lokasi kejadian, hanya ingin meminta sumbangan dengan dalih surat-surat dari yayasan tertentu demi pembangunan sosial.

Meski aksinya dicurigai warga, termasuk petugas pun yang saat itu datang meragukan keabsahan surat-surat aksi sosial yang dibawa pemuda itu. “Surat-surat ini sebaiknya diamankan untuk barang bukti juga,” kata petugas yang berpakaian preman.

Setelah itu baru ada beberapa petugas berpakaian dinas datang dari Polsek Sindang dengan kendaraan patroli roda empat. Kamim lalu dibawa petugas untuk dimintai keterangan bersama beberapa saksi kejadian ke Markas Polsek Sindang di Desa Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.

Hingga berita ini ditulis, Kamim yang diduga warga Sindang tadi adalah pencuri sepeda motor di Blok eks Pabrik Es Jalan Murah Nara Indramayu itu, masih diperiksa petugas dan diamankan di Mapolsek Sindang. Namun teman Kamim, malah lolos dari kejaran warga. Dan belum diketahui, siapa nama teman Kamim yang lolos tadi. Kasus tersebut ditangani Polsek Sindang. (Satim)*** Foto-Foto : Satim

Sabtu, 12 September 2009

Mega Proyek "Benteng" Alun-Alun Indramayu Gusur Nama Jalan Pahlawan Revolusi


Jalan Mayjen Sutoyo Terancam Dihapus

Dari Kop Surat Pemkab Indramayu

INDRAMAYU - Pelaksanaan Pembangunan Pengembangan Halaman Kantor Bupati Indramayu, Provinsi Jawa Barat, kini menjadi perbincangan warga setempat. Karena adanya perbaikan halaman mengakibatkan adanya penutupan pintu pertama yang sejak lama sudah dikenal oleh masyarakat Jalan Mayjen Sutoyo sebagai Jalan Pusat Pemerintahan Kabupaten Indramayu. Menjelang Hari Jadi Indramayu ke-482 pada 7 Oktober 2009 mendatang, nama dan alamat jalan tersebut ternacam ditutup, akibat adanya pembangunan pagar Alun-Alun Pemerintah Kabupaten Indramayu yang menutup jalan tersebut. Kemudian, Gerbang Utama memasuki Kantor Bupati Indramayu akan dialihkan ke Jalan S. Parman (depan Gedung Juang Indramayu). Dampak pembangunan “benteng” Alun-Alun itu juga mengakibatkan nama Jalan Mayjen Sutoyo terancam dihapus dari kop surat Pemerintah Kabupaten Indramayu. (www.satimterus.blogspot.com)**

Jalan Pahlawan Revolusi Lenyap Tanpa Jejak

INDRAMAYU - “Benteng” Megah Mega Proyek Alun-Alun mengakibatkan salah satu nama jalan Pahlawan Revolusi Kapten Piere Tendean “lenyap” tanpa jejak. Padahal, nama Jalan Kapten Piere Tendean tercatat pula dalam nama jalan bangunan cagar budaya eks Pengadilan Negeri Indramayu yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda sekitar tahun 1921 yang terletak di sebelah benteng megah itu. Tampak dalam gambar, Jalan Kapten Piere Tendean meski terhapus tanpa jejak, dalam sketsa mega proyek pengembangan halaman Kantor Bupati Indramayu nantinya jalan tersebut menjadi halaman utama. Namun sampai sekarang, pengganti Jalan Pahlawan Revolusi Kapten Piere Tendean belum ada penggantinya. (www. satimterus.blogspot.com)***

Betapa Megahnya Benteng Alun-Alun Indramayu

INDRAMAYU – Bupati Indramayu Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) tengah membenahi lingkungan pusat pemerintahannya. Yang terlihat dalam kasat mata, masyarakat menyaksikan betapa megahnya “benteng” Alun-Alun Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dengan pintu gerbang utama berornamen Gapura Perahu, meski Indramayu yang dikenal selama ini sebagai Kota Mangga. Entah inspirasi apa yang ada di benak pihak-pihak perancang kemegahan Alun-Alun pusat pemerintahan Kota Mangga itu, sehingga gapuranya melambangkan perahu. Dampak dari pembangunan itu, pintu utama dari Jalan Mayjen Sutoyo kini beralih dari Jalan S. Parman. (www.satimterus.blogspot.com) *** Foto-foto : Satim

Nama Jalan Kapten Piere Tendean

Tidak terlihat Lagi

INDRAMAYU - Pintu Masuk ke Kantor Bupati Indramayu. Tampak dalam gambar, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) selalu berjaga-jaga demi keamanan lingkungan pusat Pemerintahan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Di pintu gerbang Alun-Alun Kabupaten Indramayu itulah, sebelumnya berdiri nama jalan seorang Pahlawan Revolusi Kapten Piere Tendean. Kini, papan nama jalan itu tidak terlihat lagi. (Satim)*** Foto-Foto : Satim

Rumah di Jalan D.I. Panjaitan Indramayu Ludes Dilalap si Jago Merah

Panjaitan Kebakaran

INDRAMAYU – Kebakaran terjadi di Jalan D.I. Panjaitan Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (12/9) sekitar pukul 14.47 WIB. Sebuah rumah yang sebelumnya dalam keadaan tidak dihuni itu ludes dilalap si jago merah. Kobaran api baru bisa dipadamkan belasan menit kemudian, setelah tim pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Indramayu yang menerjunkan dua unit mobil penjinak si jago merah itu dengan menyemprotkan air ke rumah tersebut. Warga setempat pun ikut membantu memadamkan api dengan menyiramkan air dengan ember dan selang air. Namun nasib rumah yang terbakar itu tetap “gosong”. Belum diperoleh keterangan pasti jumlah kerugian, serta sebab-sebab kebakaran rumah di Panjaiatan tersebut. Hanya dugaan sementara dari warga setempat, konon, api berkobar diduga akibat konsleting listik. (www.satimterus.blogspot.com)*** Foto-Foto : Satim


Polres Indramayu Gelar Upacara Operasi Ketupat Lebaran 2009

Gelar Operasi Ketupat Lebaran

INDRAMAYU – Upacara Gelar Operasi Ketupat Lebaran berlangsung di Alun-Alun Pemerintah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (12/9) siang. Yang diterjunkan dalam acara itu, polisi, tentara, pramuka, petugas Dinas Perhubungan, dan Orari. Upacara dipimpin Kapolres Indramayu, AKBP H. Mashudi. Kapolres berpesan, agar petugas yang menjaga kelancaran arus mudik lebaran tahun 2009 ini. “Jangan sampai petugas bertindak yang aneh-aneh,” katanya. (www. satimterus,blogspot.com) Foto : Satim


Kamis, 10 September 2009

Jenius Adora Svitak Jadi Pembicara Dibayar 10 Ribu Dolar AS

ADORA SVITAK

Wow ! Bocah 11 Tahun Jadi Guru Sekolah

ADORA Svitak pergi ke Sekolah Dasar (SD) ditemani ibunya. Pelajaran hari ini adalah tentang puisi. Dan Adora sangat menyukainya. Tapi anak perempuan berusia 11 tahun itu bukanlah seorang murid SD. Dia seorang guru!

Adora anak yang luar biasa berbakat. Talenta yang dimilikinya seakan tiada habis-habisnya. Bayangkan saja,. bocah AS itu mulai mengajar pada usia 7 tahun! Pada usia yang sama, buku pertamanya diterbitkan secara interna-sional. Buku berjudul Flying Fingers itu berisi koleksi cerita-cerita pendek karya Adora yang juga berisi tips dan panduan bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Buku keduanya, Dancing Fingers (koleksi puisi yang ditulis bersama kakaknya) diterbitkan tahun 2008 lalu.

Adora pun bisa mengetik cepat. Dia mengetik antara 80-112 kata per menit. Dia mem-baca dua hingga tiga buku per harinya. Dia memandang dirinya sebagai "pendidik dan penulis." Namun bagi keba-nyakan orang, dia adalah seo­rang anak kecil dengan otak dewasa. Jangan tanya soal kesibukan sehari-hari anak perempuan itu. Jadwalnya sangat padat, penuh dengan berbagai presentasi dan tugas mengajar. Bahkan kerap kali kegiatannya baru berhenti pada pukul 11 malam.

Adora telah bepergian ke berbagai belahan dunia, dengan biaya ditanggung pihak pengundang. Dia telah berkunjung ke lebih dari 300 sekolah di China, Hong Kong, Vietnam, Inggris dan lainnya. Bahkan di Inggris, si mungil Adora mendapat julukan "Dora the Explorer" karena caranya berbagi pengalaman membaca dan menulis pada anak-anak.

Keluarganya kini bahkan telah mengubah ruang bawah tanah rumah mereka di Red­mond, Washington DC men­jadi sebuah studio TV. Dari sana, Adora rhemberikan kon-ferensi video setiap hari bagi anak-anak, orang dewasa dan para guru. Dia mendapatkan bayaran US$ 300 per pelajaran yang berlangsung 50 menit.

"Membaca dan menulis adalah hidup saya," ujarnya serius.

Adora juga menjadi incaran dunia korporasi. Dia bias rheraih hingga US$ 10.000 untuk satu kali tampil berbicara pada para pendidik dan masyarakat bisnis mengenai dampak teknologi pada proses kreatif. Bahkan baru-baru ini dia dibayar oleh Microsoft
untuk melakukan demonstrasi tentang
komputerisasi pendidikan.

Melihat caranya mengajar, banyak orang lupa bahwa dia baru berumur 11 tahun. Saat mengajar, Adora kerap memuji murid-muridnya, berapapun usia mereka. "Sewaktu saya anak-anak, saya memerlukan dorongan," ujar Adora men-jelaskan alasannya memberi-kan pujian.

"Saya sadar saya masih anak-anak, meski saya me-mang merasa lebih tua," aku Adora yang mulai bisa mem­baca pada usia 3__tahun seperti dilansir harian Telegraph, baru-baru ini. Jika anak-anak lain seumurnya gemar menon-ton film kartun, Adora justru senang menonton siaran be-rita di televisi.

"Saya menonton tiga saluran berita malam (ABC, NBC dan CBS) serta program-program khusus di akhir pekan," ujar Adora yang disebut-sebut sebagai guru termuda di dunia itu. (*)

ADORA Svitak pergi ke Sekolah Dasar (SD) ditemani ibunya. Pelajaran hari ini adalah tentang puisi. Dan Adora sangat menyukainya. Tapi anak perempuan berusia 11 tahun itu bukanlah seorang murid SD. Dia seorang guru!

Adora anak yang luar biasa berbakat. Talenta yang dimilikinya seakan tiada habis-habisnya. Bayangkan saja,. bocah AS itu mulai mengajar pada usia 7 tahun! Pada usia yang sama, buku pertamanya diterbitkan secara interna-sional. Buku berjudul Flying Fingers itu berisi koleksi cerita-cerita pendek karya Adora yang juga berisi tips dan panduan bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Buku keduanya, Dancing Fingers (koleksi puisi yang ditulis bersama kakaknya) diterbitkan tahun 2008 lalu.

Adora pun bisa mengetik cepat. Dia mengetik antara 80-112 kata per menit. Dia mem-baca dua hingga tiga buku per harinya. Dia memandang dirinya sebagai "pendidik dan penulis." Namun bagi keba-nyakan orang, dia adalah seo­rang anak kecil dengan otak dewasa. Jangan tanya soal kesibukan sehari-hari anak perempuan itu. Jadwalnya sangat padat, penuh dengan berbagai presentasi dan tugas mengajar. Bahkan kerap kali kegiatannya baru berhenti pada pukul 11 malam.

Adora telah bepergian ke berbagai belahan dunia, dengan biaya ditanggung pihak pengundang. Dia telah berkunjung ke lebih dari 300 sekolah di China, Hong Kong, Vietnam, Inggris dan lainnya. Bahkan di Inggris, si mungil Adora mendapat julukan "Dora the Explorer" karena caranya berbagi pengalaman membaca dan menulis pada anak-anak.

Keluarganya kini bahkan telah mengubah ruang bawah tanah rumah mereka di Red­mond, Washington DC men­jadi sebuah studio TV. Dari sana, Adora rhemberikan kon-ferensi video setiap hari bagi anak-anak, orang dewasa dan para guru. Dia mendapatkan bayaran US$ 300 per pelajaran yang berlangsung 50 menit.

"Membaca dan menulis adalah hidup saya," ujarnya serius.

Adora juga menjadi incaran dunia korporasi. Dia bias rheraih hingga US$ 10.000 untuk satu kali tampil berbicara pada para pendidik dan masyarakat bisnis mengenai dampak teknologi pada proses kreatif. Bahkan baru-baru ini dia dibayar oleh Microsoft
untuk melakukan demonstrasi tentang
komputerisasi pendidikan.

Melihat caranya mengajar, banyak orang lupa bahwa dia baru berumur 11 tahun. Saat mengajar, Adora kerap memuji murid-muridnya, berapapun usia mereka. "Sewaktu saya anak-anak, saya memerlukan dorongan," ujar Adora men-jelaskan alasannya memberi-kan pujian.

"Saya sadar saya masih anak-anak, meski saya me-mang merasa lebih tua," aku Adora yang mulai bisa mem­baca pada usia 3 tahun seperti dilansir harian Telegraph, baru-baru ini. Jika anak-anak lain seumurnya gemar menon-ton film kartun, Adora justru senang menonton siaran be-rita di televisi.

"Saya menonton tiga saluran berita malam (ABC, NBC dan CBS) serta program-program khusus di akhir pekan," ujar Adora yang disebut-sebut sebagai guru termuda di dunia itu. (*)

Source : SURYA PENA, Edisi 33/TH.I/12-18 Agustus 2009

Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia versi Majalah Forbes

Kawasan Wisata di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009

OBYEK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT

BANDUNG RAYA :

Curug Cimahi - Situ Ciburuy - Situ Patengan – Cimanggu – Walini – Ranca Upas – Kawah Putih Situ Cileunca – Bendungan Cirata – Taman Lalu Lintas – Kebun Binatang – Kolam Renang Sentrasari/ Karang Setra – Waduk Saguling – Taman Hutan Raya Djuanda – Kawah Tangkuban Perahu – Lembah Jayagiri.

BEKASI :

Muara Gembong.

CIANJUR :

Puncak Pass – Taman Bunga – Taman Safari.

CIAMIS :

Pangandaran – Situ Lengkong Panjalu – Astana Gede – Karangkamulyan – Kampung Kuta – Urug Kasang – Situs Gunung Susuru – Palatar Agung – Karapyak – Majingklak – Lembah Putri – Cagar Alam Pananjung – Karang Tirta – Batu Hiu – Batu Karas – Madasari – Keusikluhur – Curug Tujuh – Citumang – Goa Donan – Karang Niri – Cukang Taneuh – Ciung Wanara.

CIREBON :

Keraton Kasepuhan – Kanoman Kacirebonan – Petilasan Sunan Gunung Jati – Situ Sedong – Taman Ade Irma.

GARUT :

Pemandian Cipanas – Kampung Sampireun – Kawah Kamojang – Situ Bagendit – Situ Cangkuang.

INDRAMAYU :

Pantai Losari – Pantai Lombang – Pantai Balongan – Suku Adat Dayak Losarang – Situ Bolang – Bendungan Bolang – Pulau Biawak – Pantai Tirtamaya – Waduk Bojongsari – Pantai Cantigi – Kawasan Batik Paoman – Pantai Eretan – Water Boom Bojongsari.

KARAWANG :

Pantai Baru Cilamaya – Pisangan – Tugu Proklamasi.

KUNINGAN :

Waduk Darma – Cipanas – Cibulan – Sangkan Urip – Linggarjati – Curug Si Domba – Kolam Renang Cigugur – Telaga Remis.

MAJALENGKA :

Museum Talaga Manggung – Batu Sajodo – Pansanggrahan Prabu Siliwangi – Situ Sangiang Talaga – Curug Muara Jaya – Sumur Sindu Sang Raja – Taman Buana Puri – Hutan Prabu Siliwangi & Kolam Ema – Situ Cipadung – Situ Cijawura – Talaga Herang – Makam Syekh Syarif Arifin.

PURWAKARTA :

Wisata Air Waduk Jatiluhur – Wisata Pancing Situ Cibuleud – Situ Wanayasa.

SUBANG :

Ciater – Tangkuban Perahu – Pondok Bali – Curug Cijalu.

SUMEDANG :

Gunung Kunci – Kampung Toga – Cipanas Congeang – Cileungsing Buah Dua.

SUKABUMI :

Pelabuhan Ratu – Citarik/ Arung Jeram Salabintana.

TASIKMALAYA :

Gunung Galunggung – Kampung Naga Rajapolah – Makam Syekh Abdul Mukhyi Pamijahan.

Source : Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat & diolah dari berbagai sumber.

Minggu, 06 September 2009

Kota Mangga Berbuah Kurma

Di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Pohon Kurma Bisa Berbuah

KURMA BERBUAH DI KOTA MANGGA – Selain sebagai “Kota Mangga”, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat di masa-masa mendatang tampaknya akan memperoleh julukan baru, yakni “Kota Kurma”. Pasalnya, pohon kurma telah banyak tumbuh dimana-mana. Pemerintah Kabupaten Indramayu telah mencanangkan penanaman pohon kurma, sebagai bagian dari program penghijauan di wilayahnya. Sebagai pembuktiannya, buah kurma bisa disaksikan di depan Kantor Kuwu Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, seperti tampak dalam gambar yang diambil Jumat (4/9) siang. Anda juga bisa menyaksikan ratusan pohon kurma yang tumbuh dan membesar sejalan dengan perjalanan waktu di Jalan Gatot Subroto Indramayu. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Rabu, 02 September 2009

Gempa Tasikmalaya Goyangkan Bumi Indramayu

Gempa Tasikmalaya Terasa Sampai Bali

GOOGLE MAP

Gempa berpusat di 140 kilometer barat daya Tasikmalaya berkekuatan 7,3 skala richter.

Artikel Terkait:

Rabu, 2 September 2009 | 16:01 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 7,3 Richter yang berpusat di 142 kilometer sebelah barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (2/9) pukul 14.55 WIB juga dirasakan di Pulau Bali. Menurut data BMKG Wilayah III Denpasar, intensitas gempa di Bali termasuk dalam skala II Modified Mercally Intensity (MMI).

"Getaran gempa itu dirasakan seperti halnya ketika ada truk yang melintas di depan kita. Dan, sejauh ini memang tidak ada laporan adanya kerusakan, kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar," Endro Tjahjono.

Gempa terasa beberapa lama, khususnya di gedung-gedung bertingkat. Sejumlah warga maupun karyawan yang bekerja di lantai dua terkejut. Lampu-lampu gantung bergoyang untuk beberapa saat. Demikian juga air mineral di dispenser bergoyang akibat getaran gempa.

"Terasa cukup kuat dan terjadi hampir setengah menit. Kami terkejut dan beranjak dari meja kerja bersama beberapa rekan," kata Yurison, karyawan swasta di seputar Renon.

Endro menyatakan, intensitas gempa di Bali sama dengan yang dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Tegal dan Subang. Intensitas gempa tinggi dirasakan di kawasan Puncak, Bogor, dan Sukabumi yakni hingga 6 MMI.

Gempa Bumi Tasikmalaya juga mengguncangkan wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Rabu (2/9) dalam beberapa menit antara pukul 15.03 hingga pukul 15.15 WIB. Sejumlah karyawan perkantoran dan penduduk setempat keluar rumah ketika buminya terasa bergoyang. Bahkan seorang ibu rumah tangga di Komplek Wisma Haji Indramayu dengan mimik was-was sambil memboyong bayinya yang baru berusia sekitar delapan bulan ikut keluar rumah.

Minggu, 12 Juli 2009

Kasus Aborsi Semakin Parah

Tiap Tahun 700.000

Remaja Lakukan Aborsi

BLORA – Di Indonesia setiap tahun terdapat 2,6 juta kasus aborsi. Sebanyak 700.000 pelaku aborsi itu adalah remaja atau perempuan berusia di bawah 20 tahun. Penyebab utamanya adalah kurangnya perlindungan terhadap perempuan.

Itu mencuat dalam seminar “Kebijakan Perempuan dan Remaja Putri” di Hotel Almadina, Blora, Jawa Tengah. Seminar diselenggarakan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana bekerja sama dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan.

Staf Asisten Deputi Urusan Masalah Sosial Perempuan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Atwirlany Ritonga menulis di jurnal medis The Lancet edisi Oktober 2006 bahwa setiap tahun terdapat 19 juta-20 juta aborsi di dunia. Aborsi itu dilakukan secara tidak aman dan 97 persen terjadi di negara-negara berkembang.

“Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2006 menyebutkan, aborsi mengakibatkan 68.000 kematian. Aborsi menyebabkan jutaan perempuan terluka dan menderita cacat permanen,” kata Atwirlany seperti dikutip Kompas.

Seputi III Perlindungan Perempuan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Endang Susilowati Poerjoto mengatakan, sebagian besar pelaku melakukan aborsi lantaran kehamilan tidak diinginkan. Hal itu menunjukkan salah satu faktor utama aborsi adalah kurangnya perlindungan terhadap perempuan.

Kerap kali perempuan, terutama remaja putri, mendapat perlakuan tak senonoh dari teman lelaki. Tak jarang mereka mengalami kekerasan seksual dari saudara, tetangga, atau bahkan ayah kandung.

Menurut Susilowati, minimnya perlindungan perempuan mengakibatkan remaja putri kecanduan narkoba. Pada 2007, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan mencatat angka kematian penyalahgunaan narkoba 15.000 orang per tahun.

“Kementerian telah memfasilitasi 135 kabupaten dan kota di Indonesia mendirikan Badan Perlindungan Perempuan guna mencegah agar kasus itu tidak bertambah dan merambah ke desa-desa,” katanya.

Setiap pemerintah daerah, lanjutnya, perlu membuat kebijakan berbasis kesetaraan jender. Mereka harus menerapkan zero tolerance policy untuk tindak kekerasan terhadap perempuan. (asm)***

Source : SURYA PENA, Edisi 28/Th.I/8-14 Juli 2009

Selasa, 07 Juli 2009

Suasana TPS 11 Pabean Udik Jelang Pilpres 2009


Ketua TPS Persiapkan Administrasi Pemilu Pilpres

INDRAMAYU, GALANG - Ketua TPS 11 Desa Pabean Udik Blok Pari Perumnas BP Pabean Kencana, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Buseri beserta Surlih Hendardi, BSc sedang mempersiapkan administrasi Pemilu Pilpres, Selasa (7/7), untuk pemungutan suara esok harinya, Rabu (8/7). Tampak dalam kegiatan, sejumla petugas TPS 11 beserta anggotanya siap siaga dalam persiapan tersebut.
(Foto : Red. GALANG)***  

  



Gladi Resik Petugas TPS 11 Desa Pabean Udik. Tampak dalam gambar, bilik TPS 11 yang dibuat dengan menggunakan tenda mirip orang yang sedang hajatan, sehingga tergolong agak mewah atas swadaya masyarakat setempat, karena anggaran dari pemerintah terbatas. (Foto : Red. GALANG)***


 

Kontek Pembicaraan Orang Pinggiran


Wong Pinggiran Angkat Bicara

INDRAMAYU, GALANG – Menyikapi konstalasi politik menjelang Pilpres 2009 antusias wong pinggiran angkat bicara seputar pesta demokrasi. Terlihat dalam gambar, mantan Ketua RT. 02/RW. 06 Drs. Carnoto kini sedang menempuh pendidikan S2 beserta Surlih Hendardi, BSc, Ketua RT. 02/RW. 06 Perumnas BP Pabean Kencana, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Kontek pembicaraan politik wong pinggiran, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin negara RI yang akan datang, diharapkan agar memperhatikan masyarakat wong pinggiran. (Foto : Red. GALANG)*** 

Rabu, 17 Juni 2009

Pengusaha Indramayu Ancam Wartawan ?



Penerbitan "MULIH HARJA" Dipersoalkan

Habiskan Uang Rakyat :

Penerbitan “Mulih Harja” Diminta Jadi BUMD

Indramayu, Gebrak

Penerbitan Tabloid Dwi Ming­guan Mulih Harja sebagai sarana komunikasi dan informasi Pemkab Indramayu,yang selama ini angga­rannya dikelolah oleh Kantor Pen­erangan Pemkab Indramayu disin­yalir habiskan uang rakyat dari APBD tahum 2004 berkisar Rp 460 juta pertahun.

Anggaran tersebut cukup be­sar jika diperuntukkan untuk mem­bangun sarana pendidikan tampa­knya lebih bermanfaat minimalnya dapat membangun dua unit ban­gunan dengan enam kelas.

Penerbitan Tabloid Mulih Har­ja yang notabene anggaran APBD Rp 460 juta pertahun sangat besar, yang selama ini hanya dibaca oleh kalangan Pejabat Dinas instansi terkait yang dibagikan secara grat­is. Sedangkan rakyat dan swasta umum belum pernah menikmati membaca Mulih Harja padahal se­muanya itu pada dasarnya uang rakyat.

Menurut Sekjen LSM Aliansi Pemantau Korupsi (APK) Indram­ayu, Morandi, keberadaan Media Komunikasi Pemkab Indramayu, Mulih Harja, jika dilihat dari sisi biaya cukup besar. Untuk tahun anggaran 2005 APK mengharapkan DPRD Indramayu bahwa penerbitan Mulih Harja harus dijadikan Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Indra­mayu yang nantinya dapat mem­berikan sumber kontribusi menun­jang pendapatan Ash Daerah (PAD) setiap tahunnya.

Selain itu, Mulih Harja dikel­olah oleh Kantor Penerangan dan jajaran redaksionalnya 100% ad­alah Pegawai Negeri Sipil. Ternya­ta disinyalir oknum PNS tersebut diberrkan tunjangan honor cukup besar ini terjadi diskriminatif profe­si Wartawan Daerah Indramayu. Untuk itu APBD 2005 selayakn­ya Mulih Harja dijadikan BUMD jika tidak jelas APBD setiap tahun­nya jelas membuang-buang ang­garan. Apabila dijadikan BUMD berarti dengan modal/saham milik Pemkab Indramayu nantinya akan mendapat kontribusi bagi hasil, sehingga dari hal tersebut media Mulih Harja benar-benar profes­sional sebagai sarana komunikasi Pemkab Indrmayu bersama kalan­gan publik.

Berdasarkan catatan Gebrak bahwa APBD 2004 Kantor Peneran­gan tertera belanja modal alat an­gkutan darat roda empat Rp 350 juta, belanja operasional Rp 443.672.000 uang perangsang Rp393.248.000, belanja modal peme­liharaan angkutan darat bermotor Rp 28.760.000, belanja barang elek­tronik Rp 10.000.000, honorium upah tim panitia Rp124.800.000, bi­aya cetak penggandaan Rp 265.748.000 dan penerbitan tabloid dwi mingguan Mulih Harja Rp 460 juta

Ketika hendak ditemui, Kepala Kantor Kab. Indramayu H. Udi Karyudi, SE sedang keluar sampai berita ini diturunkan guna mengkonfirmasikan tapi belum ber­hasil. Harapan sejumlah LSM dan masyarakat Indramayu, khususn­ya kalangan swasta dan umumnya rakyat Indramayu agar penerbitan Mulih Harja dijadikan BUMD, kare­na setahun terakhir yang jelas Mulih Harja hanya dibaca oleh kalangan Pegawai Negeri Sipil, atau BUMD. Sedangkan kalangan swas­ta belum pernah mendapatkan pen­erbitan yang dimaksud. Padahal anggaran APBD ini jelas merugikan hak pembaca khususnya bagi ka­langan swasta yang berdomisili di Indramayu. (ST/ABD/SS)

Kantor Inkom Diskriminasi

Indramayu, Medikom

Sekretaris Aktivitas Jurnalistik Independen Indonesia (AJII), Rantam, BA melihat kinerja kantor Informasi dan Komunikasi (Inkom) Pemkab Indramayu, dalam penanganan anggaran belum maksimal. Dalam pos anggaran tahun lalu, tertera nilai mencapai ratusan juta pada pos anggaran media massa yang dinilainya tidak tepat sasaran.

Pos APBD tahun lalu, biaya untuk sektor politik penerangan komunikasi media massa senilai Rp 212.000.000, dialokasikan untuk program pembinaan politik dalam negeri Rp 30 juta, untuk pemantapan wawasan kebangsaan bagi aparatur pemerintah dan kuwu Rp 30 juta. Program penerangan, komunikasi media massa Rp 40 juta, dialokasikan untuk proyek pelayanan informasi dan pencarian data Rp 25 juta, dan pelatihan jurnalistik Rp 15 juta.

Sedangkan yang mencakup sub sektor penerangan komunikasi media massa serta program pengembangan operasi penerangan Rp 142 juta, di bagi dalam beberapa penggunaan, Untuk peningkatan mutu Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Rp 60 juta, biaya pembinaan siaran pedesaan Rp 22 juta dan proyek penerbitan Bulettin Daerah Indramayu Rp 60 juta.

Kami dari AJII menilai kata Rantam, pengalokasian anggaran itu cukup ironis, karena anggaran pembinaan pers terutama media massa lebih kecil dibandingkan untuk biaya pembinaan stasiun RSPD. Jika ditilik secara umum peran serta RSPD selama ini jauh tertinggal jika dibandingkan dengan stasiun Radio PK, dikelola swasta lebih baik mutu siaran.

Selain itu dalam catatan AJII, anggaran pelatihan jurnalistik sebesar Rp 15 juta sejak tahun lalu tidak ada yang digerakkan oleh Kantor Inkom Pemkab, Indramayu. Itu jelas suatu pengalokasian anggaran yang perlu dipertanyakan. Selain itu biaya penerbitan Bulettin Daerah Indramayu Rp 60 juta, terlihat belum terserap sepenuhnya.

Mengacu pada pembayaran honor tulisan kliping pers, Kantor Inkom selama ini terkesan diskriminatif, karena AJII menilai honor yang dibayarkan hanya untuk tulisannya berita yang mencium tangan Bupati Indramayu, jika berita kritikan tajam tentang kinerja eksekutif dicampakkan. Padahal itu sudah pembodohan pada publik, jika namanya berita jelas memiliki fakta data akurasi data, sehingga tidak perlu ditutupi.

Saat ditemui, Kepala Kantor Inkom, Drs. H. Udi Karyudi, di kantornya tidak ada di tempat, sementara Kasi Bidang humas H. Suradi, tidak mau berkomentar, dengan mengarahkan agar menunggu atasan guna menjelaskan seluruh keterangan menyangkut tentang Inkom. (Ras/Ali).





Kepala Dinas PU Cipta Karya Terancam Diamputasi



Indramayu, Medikom

Jabatan Kepala Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Indramayu, Drs. H. Amir Syarifudin, MM disinyalir terancam diamputasi oleh orang nomor satu di Indramayu. Munculnya ancaman itu, terkait dengan adanya suatu konspirasi politik diantara para kontraktor. Dimata pemborong, pengerjaan proyek masih kurang transparansi.

Bahkan oleh sumber di satu kontraktor, Amir dituding ber-KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) pada pengerjaan sport centre. Tak urung tudingan itu membuat PU Ciptakarya kegrahan. Selain itu, Amir juga, sesuai pengaduan LSM Solid yang diketuai Subiyanto tersangkut oleh persoalan dugaan manipulasi pengadaan alat berat Dozer Shovel senilai Rp. 310 juta. Kasus ini sedang ditangani Polda Jabar.

Amir yang ditemui Medikom di kantornya mengharapkan agar pihak wartawan jangan membuat suasana tidak kondusif. Adapun proyek yang ditangani Cipta Karya, kata Amir adalah tugas sesuai instruksi Bupati Indramayu, H. Irianto MS Syafiuddin. Karena sebagian dari proyek Sport Centre dan GOR Singalodra memiliki tahapan, kelihatannya proyek yang dikerjakan kontraktor sampai saat ini baru mencapai 60 persen.

“Karena terdesak menjelang Porda IX pada bulan Juni 2003, kami mengakui bahwa ada sebagian proyek yang dikerjakan kontraktor yang sifatnya penunjukan. Selain itu pada prinsipnya Dinas PU Cipta karya semaksimal mungkin akan menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya,” kata Amir Syarifuddin.

Sedang, dijelaskan sumber, apapun alasan Amir Syarifuddin, jika dilihat secara ril Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 18/1999 dan Keppres No. 18/2000 sistem itu telah menyalahi aturan. Terlihat, kata sumber itu, sistem Orde Baru masih kental sehingga pembagian proyek kurang seimbang. Padahal masih banyak kontraktor profesional dan memiliki kapital.

Selain itu, sumber Medikom mengemukakan, dua pejabat yang terindikasi KKN itu adalah Amir Syarifudin dan Drs. Susanto. Persoalan pengadaan dozer belum tuntas, kini muncul lagi masalah baru.

“Kemungkinan wataknya antara Amir Syarifuddin dan Susanto yang sekarang Staf di Bagian Penyusunan Program, termasuk penentu Tim Direksi sehingga, tali ikatan indikasi mafia proyek semakin nyambung. Perlu tindakan tegas dari Bupati Indramayu jika ingin era pemerintahannya dapat langgeng”, jelas sumber. (Ras/Ali)



Sport Centre Dianggap Sukses

Meskipun Diwarnai Isu KKN

INDRAMAYU - pelaksanaan mega proyek pembangunan Sport Centre (pusat kegiatan Olah raga, red) tahap pertama kedua dan ketiga dianggap cukup berhasil atau sukses sesuai dengan ketentuan atau aturan yang ada. Meskipun proyek untuk sarana Porda Jabar Ke-IX tersebut sempat diwarnai adanya isu tidak trans­paran dan adanya KKN antara kontraktor dengan dinas terkait.

Anggapan suksesnya proyek pembanguan Sport Centre ter­sebut terungkap saat jumpa pers, antara pihak Kontraktor pelak­sana CV Murni, Pimpinan Pro­yek (Pimpro) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Cipta Karya ­Indramayu dengan para warta­wan setempat Selasa (11/9) di lokasi proyek Sport Centre.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Sub Dinas Pembangun­an DPU Cipta Karya Sofyan Effendi didampingi Pimpinan Proyek (Pimpro) Sport Centre Nurman BAE, Direktur CV Murni H. Hasan dan H. Tatang Sukenda (Sekretaris DPK Aspekindo) menjelaskan secara terbuka tentang keberadaan mega proyek sport centre. Proyek itu nilainya mencapai sekitar Rp 4,682 Miliar, terbagi pada tahap pertama Rp 2.307 miliar, tahap kedua Rp 1,425 miliar dan tahap ketiga Rp 950 miliar.

Menurut Sofyan, proyek Sport Centre sendiri dimulai sejak 20 Juni 2002 yang dibangun di atas lahan seluas 4 hektar. Proyek itu dilaksanakan. "Proyek sport centre ini diker­jakan CV Murni dalam tiga tahap, meliputi pengurugan tanah dan pembangunan fisik. Dalam perjanjian kerjanya, ta­hap pertama mulai dilaksanakan sejak 20 Juni-16 Desember 2003, tahap kedua 30 Oktober-28 Desember 2003 dan tahap ketiga 25 Februari sampai akhir Mei 2003," ujar Sofyan.

Pada proyek pengurugan, menggunakan tanah dari proyek pembangunan Waduk Bojongsari. Sehingga kontraktor hanya membiayai pengangkutan dan pemadatan. Sedangkan pem­bangunan fisik meliputi pekerjaan pintu gerbang, tribun terbuka, lapangan lompat jauh, lapangan refleksi, lapangan basket bal, lapangan voli ball, lapangan halang rintang, lapangan tengah dan lintas lari, pembuatan WC umun, saluran, area parkir dan sarana jalan.

Untuk tahap pertama dan ke­dua, kontraktor pelaksana di­anggap telah berhasil 100 per­sen mengerjakan proyek sesuai dengan batas waktu yang diten­tukan. Kedua tahap itu dibiayai terlebih dahulu oleh kontraktor pelaksana, dan Pemkab sendiri baru mencairkannya pada Sela­sa (11/3) setelah sebelumnya kedua tahap pelaksanaan pro­yek itu dianggap sesuai keten­tuan atau Bestek yang ada.

Sementara itu, Direktur CV Murni H Hasan secara tegas membantah pihaknya melakukan KKN dalam melakasanakan proyek itu. Pelaksanaan proyek tahap pertama dan kedua dila­kukan secara transparan dan profesional. Bahkan tahap ke­tiga hampir selesai. (mak)