Kamis, 10 September 2009

Jenius Adora Svitak Jadi Pembicara Dibayar 10 Ribu Dolar AS

ADORA SVITAK

Wow ! Bocah 11 Tahun Jadi Guru Sekolah

ADORA Svitak pergi ke Sekolah Dasar (SD) ditemani ibunya. Pelajaran hari ini adalah tentang puisi. Dan Adora sangat menyukainya. Tapi anak perempuan berusia 11 tahun itu bukanlah seorang murid SD. Dia seorang guru!

Adora anak yang luar biasa berbakat. Talenta yang dimilikinya seakan tiada habis-habisnya. Bayangkan saja,. bocah AS itu mulai mengajar pada usia 7 tahun! Pada usia yang sama, buku pertamanya diterbitkan secara interna-sional. Buku berjudul Flying Fingers itu berisi koleksi cerita-cerita pendek karya Adora yang juga berisi tips dan panduan bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Buku keduanya, Dancing Fingers (koleksi puisi yang ditulis bersama kakaknya) diterbitkan tahun 2008 lalu.

Adora pun bisa mengetik cepat. Dia mengetik antara 80-112 kata per menit. Dia mem-baca dua hingga tiga buku per harinya. Dia memandang dirinya sebagai "pendidik dan penulis." Namun bagi keba-nyakan orang, dia adalah seo­rang anak kecil dengan otak dewasa. Jangan tanya soal kesibukan sehari-hari anak perempuan itu. Jadwalnya sangat padat, penuh dengan berbagai presentasi dan tugas mengajar. Bahkan kerap kali kegiatannya baru berhenti pada pukul 11 malam.

Adora telah bepergian ke berbagai belahan dunia, dengan biaya ditanggung pihak pengundang. Dia telah berkunjung ke lebih dari 300 sekolah di China, Hong Kong, Vietnam, Inggris dan lainnya. Bahkan di Inggris, si mungil Adora mendapat julukan "Dora the Explorer" karena caranya berbagi pengalaman membaca dan menulis pada anak-anak.

Keluarganya kini bahkan telah mengubah ruang bawah tanah rumah mereka di Red­mond, Washington DC men­jadi sebuah studio TV. Dari sana, Adora rhemberikan kon-ferensi video setiap hari bagi anak-anak, orang dewasa dan para guru. Dia mendapatkan bayaran US$ 300 per pelajaran yang berlangsung 50 menit.

"Membaca dan menulis adalah hidup saya," ujarnya serius.

Adora juga menjadi incaran dunia korporasi. Dia bias rheraih hingga US$ 10.000 untuk satu kali tampil berbicara pada para pendidik dan masyarakat bisnis mengenai dampak teknologi pada proses kreatif. Bahkan baru-baru ini dia dibayar oleh Microsoft
untuk melakukan demonstrasi tentang
komputerisasi pendidikan.

Melihat caranya mengajar, banyak orang lupa bahwa dia baru berumur 11 tahun. Saat mengajar, Adora kerap memuji murid-muridnya, berapapun usia mereka. "Sewaktu saya anak-anak, saya memerlukan dorongan," ujar Adora men-jelaskan alasannya memberi-kan pujian.

"Saya sadar saya masih anak-anak, meski saya me-mang merasa lebih tua," aku Adora yang mulai bisa mem­baca pada usia 3__tahun seperti dilansir harian Telegraph, baru-baru ini. Jika anak-anak lain seumurnya gemar menon-ton film kartun, Adora justru senang menonton siaran be-rita di televisi.

"Saya menonton tiga saluran berita malam (ABC, NBC dan CBS) serta program-program khusus di akhir pekan," ujar Adora yang disebut-sebut sebagai guru termuda di dunia itu. (*)

ADORA Svitak pergi ke Sekolah Dasar (SD) ditemani ibunya. Pelajaran hari ini adalah tentang puisi. Dan Adora sangat menyukainya. Tapi anak perempuan berusia 11 tahun itu bukanlah seorang murid SD. Dia seorang guru!

Adora anak yang luar biasa berbakat. Talenta yang dimilikinya seakan tiada habis-habisnya. Bayangkan saja,. bocah AS itu mulai mengajar pada usia 7 tahun! Pada usia yang sama, buku pertamanya diterbitkan secara interna-sional. Buku berjudul Flying Fingers itu berisi koleksi cerita-cerita pendek karya Adora yang juga berisi tips dan panduan bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Buku keduanya, Dancing Fingers (koleksi puisi yang ditulis bersama kakaknya) diterbitkan tahun 2008 lalu.

Adora pun bisa mengetik cepat. Dia mengetik antara 80-112 kata per menit. Dia mem-baca dua hingga tiga buku per harinya. Dia memandang dirinya sebagai "pendidik dan penulis." Namun bagi keba-nyakan orang, dia adalah seo­rang anak kecil dengan otak dewasa. Jangan tanya soal kesibukan sehari-hari anak perempuan itu. Jadwalnya sangat padat, penuh dengan berbagai presentasi dan tugas mengajar. Bahkan kerap kali kegiatannya baru berhenti pada pukul 11 malam.

Adora telah bepergian ke berbagai belahan dunia, dengan biaya ditanggung pihak pengundang. Dia telah berkunjung ke lebih dari 300 sekolah di China, Hong Kong, Vietnam, Inggris dan lainnya. Bahkan di Inggris, si mungil Adora mendapat julukan "Dora the Explorer" karena caranya berbagi pengalaman membaca dan menulis pada anak-anak.

Keluarganya kini bahkan telah mengubah ruang bawah tanah rumah mereka di Red­mond, Washington DC men­jadi sebuah studio TV. Dari sana, Adora rhemberikan kon-ferensi video setiap hari bagi anak-anak, orang dewasa dan para guru. Dia mendapatkan bayaran US$ 300 per pelajaran yang berlangsung 50 menit.

"Membaca dan menulis adalah hidup saya," ujarnya serius.

Adora juga menjadi incaran dunia korporasi. Dia bias rheraih hingga US$ 10.000 untuk satu kali tampil berbicara pada para pendidik dan masyarakat bisnis mengenai dampak teknologi pada proses kreatif. Bahkan baru-baru ini dia dibayar oleh Microsoft
untuk melakukan demonstrasi tentang
komputerisasi pendidikan.

Melihat caranya mengajar, banyak orang lupa bahwa dia baru berumur 11 tahun. Saat mengajar, Adora kerap memuji murid-muridnya, berapapun usia mereka. "Sewaktu saya anak-anak, saya memerlukan dorongan," ujar Adora men-jelaskan alasannya memberi-kan pujian.

"Saya sadar saya masih anak-anak, meski saya me-mang merasa lebih tua," aku Adora yang mulai bisa mem­baca pada usia 3 tahun seperti dilansir harian Telegraph, baru-baru ini. Jika anak-anak lain seumurnya gemar menon-ton film kartun, Adora justru senang menonton siaran be-rita di televisi.

"Saya menonton tiga saluran berita malam (ABC, NBC dan CBS) serta program-program khusus di akhir pekan," ujar Adora yang disebut-sebut sebagai guru termuda di dunia itu. (*)

Source : SURYA PENA, Edisi 33/TH.I/12-18 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar