Senin, 16 Februari 2015

Kondisi SMKN 3 Kutacane Medan Memprihatinkan




 

(Analisa/suhada) TERBENGKALAI: Dua unit bangunan laboratorium SMKN 3 Kutacane yang terkesan terbengkalai karena tak kunjung rampung dibangun yang pekerjaannya dilakukan oleh Pemerintah Aceh, Senin (16/2).

Kutacane,kba ajiinews

Kondisi bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kutacane memprihatinkan. Sejumlah ruang kelas, ruang guru dan laboratorium sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini belum diplaster kendati bangunan sudah dimanfaatken sebagai sarana belajar dan mengajar.
Bahkan bagian atap (plafon) bangunan yang direhab pada 2014 kini sudah mulai ambruk yang diduga akibat kegiatan rehab yang dilakukan asal jadi. Alhasil, kondisi bangunan sekolah yang terletak di Desa Amaliah (Titi Kering), Kecamatan Bukit Tusam, ini terkesan luput dari pantauan pihak terkait.

Kepala SMKN 3 Kutacane, Drs H Kasimin ketika dihubungi Analisa, Senin (16/2), mengatakan, sejumlah bangunan sekolah yang belum diplaster dan dipasang keramik tersebut di antaranya tiga ruang kelas, ruang laboratorium dan kantor guru.

Padahal, sebutnya, sekolah yang menampung sekitar 103 siswa ini sedang membutuhkan sokongan fasilitas maupun sarana untuk berjalannya proses belajar mengajar mengingat sekolah yang berlokasi sekitar 25 kimoter dari kota Kuacane ini baru berjalan beberapa sejak tiga tahun lalu.
Beberapa bangunan ruang yang terkesan terbengkalai pengerjaannya dan belum dapat dimanfaatkan tersebut ialah dua unit ruang laboratorium. Sedangkan sejumlah bangunan lainnya yang belum diplaster terpaksa dimanfaatkan, seperti ruang guru. 

“Untuk ruang guru harus kita manfaatkan meski kondisinya memprihatinkan begini. Ini sudah ditinjau oleh pihak pemerintah provinsi karena pekerjaan ini memang dikerjakan dari provinsi. Kita berharap sekolah dengan luas lahan sekitar 2,5 hektare ini secepatnya mendapat perhatian,” harapnya.

Selain kondisi bangunan sekolah yang terlihat masih memprihatinkan, sejumlah fasilitas sekolah kejuruan ini juga terlihat belum memadai sebagai kelengkapan sarana belajar dan mengajar. Misalnya, belum tersedianya laboratorium komputer, otomotif, ruang kelas baru (RKB), toilet siswa, pagar sekolah, sarana olahraga, aula, ruang OSIS dan mushala.:sumber harian analisa medan “ (shd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar