Sabtu, 13 Juli 2013

BANDARA KNIA MEDAN TARAP INTERNASIONAL


9 Tahun Menanti, Akhirnya KNIA Terwujud


erry
WAGUBSU HT Erry Nuradi, Dirut Angkasa Pura II Tri S Sunoko (kiri) dan  Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI Herry Bhakti (tengah) berbicara dalam diskusi public “Kesiapan Publik Pindah Bandara” di Kualanamu International Airport, Rabu (10/7). (Repro/WSP/Surya Efendi )
* Atasi Macat Medan, Kemenhub Bangun Jalan Layang
DELISERDANG ( Berita ): Setelah 19 tahun menanti, akhirnya warga Sumatera Utara dapat menikmati bandara baru Kualanamu International Airport (KNIA), kata Wagubsu HT. Erry Nuradi saat diskusi “Kesiapan Publik Pindah Bandara di Bandara Internasional”,Kualanamu, Rabu (10/7) sore.
“Bandara ini adalah kebanggaan warga Sumut,” kata Wagub mengisahkan keinginan memindahkan dari Bandara Polonia sudah cukup lama. Namun, proses pembangunan bandara baru itu juga cukup lama. Pembebasan lahan dimulai tahun 1994, tuntas 12 tahun kemudian yaitu 2006. Inilah penyebab lamanya proses pembangunan KNIA yang akan diuji coba penggunaan (soft opening) pada 25 Juli 2013.
Bandara Polonia memiliki perencanaan awal kapasitas 900.000 penumpang per tahun, namun sekarang meningkat hampir 8 jutaan orang per tahun. Itu artinya Polonia sudah tidak layak menjadi bandara internasional.
Sementara, KNIA memil-ki kapasitas 8 sampai 10 juta penumpang pertahun, sehingga bisa menjadi jawaban atas membludaknya penumpang pesawat. Sampai tahun 2015, ditargetkan menjadi 15 juta penumpang dan akan ditambah menjadu dua landasan pacu (runway).
Untuk mengatasi kemacatan Kota Medan akibat Stasiun Kereta Api, Kemenhub mengantisipasinya dengan menyetujui membangun jembatan layang bagi jalur KA ke KNIA Deliserdang sepanjang 8 kilometer dengan perioritas pada lintasan perpotongan jalan macat arus lalulintas.
“Perintah segera diprogramkan,” kata Dirjen Perhu-bungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Harry Bakti Gumay menjawab peserta diskusi yang berlangsung di ruang tunggu keberangkatan domestik KNIA.
Menurut Herry, Kemenhub telah menerima masukan dari berbagai pihak soal kemungkinan meningkatnya kemacatan arus lalu lintas di Kota Medan pasca operasional kereta api (KA) menuju KNIA pergi pulang 30 kali sehari.
Alasan itu, Kemenhub menyetujui membangun jembatan layang yang akan digunakan khusus untuk KA menu-ju bandara.Berdasarkan rapat di Ke-menhub tersebut, jalan layang dibangun di Kota Medan untuk menghindari kemacatan arus lalu lintas dalam kota.
“Setelah melewati kota,akan turun (ke jalur biasa) atau luar kota,” katanya. Wagubsu HT Erry Nuradi mengapresiasi keputusan Kemenhub membangun jalan layang untuk jalur KA menuju KNIA.
Memang, kata Erry, cukup banyak kekhawatiran masyarakat terkait kemacatan arus lalu lintas yang meningkat dengan dioperasionalkannya KA menuju bandara baru. Pelintasan KA dari Stasiun Medan hingga KNIA mencapai 30 titik perlintasan pergi pulang.
Sedangkan pengamat dari USU Prof. Ningrum Sirait memaparkan mindset mayoritas masyarakat Sumut cepat mengambil penilaian yang negative. Begitupun soal kepindahan KNIA, mau tidak mau, sesuai jadwal 25 Juli,masyarakat harus siap dengan berbagai kekurangan.
Direktur Utama PT AP II,Tri S. Sunoko pada kesempatan itu kembali memastikan 25 Juli dilakukan soft operational KNIA meski belum 100 persen fasilitas pendukungnya selesai.“ Pasti ada kekurangan,tetapi tetap kita operasikan dan rampungkan,” kata Tri.
Hub ASEAN KNIA
diyakini bakal menjadi bandara pengumpul (hub) airline yang menghubungkan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, demikian Sekjen Asosiasi Perusahaan Angkutan Udara Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/Inaca) H.T.Burhanuddin.
Menurutnya,maskapaidari negara-negara seperti India dan Bangladesh bakalan masuk ke KNIA sebelum meneruskan perjalanan ke negara-negara ASEAN.“Ke depannya potensi KNIA jadi hub internasional sangat besar terutama untuk maskapai-maskapai yang terbang ke India,” kata HT Burhanuddin, abang kandung mantan Gubsu HT Rizal Nurdin (alm) dan Wagubsu HT.Erry Nuradi, kemarin.
Menurutnya, masyarakat Sumut harus siap menerima kedatangan warga asing dari Asia Selatan bila telah menjadi hub.Diperkirakan banyak orang-orang dari negara-negara itu datang ke Sumatera Utara untuk berbisnis atau berwisata. “Di Indonesia ada dua maskapai yang segera terbang ke India.
Ini menjadi pertanda baik bagi perkembangan KNIA,” ujarnya sembari menambahkan KNIA berada diKab. Deliserdang di atas tanah seluas 1.365 hektare dengan luas terminal 115 hektare. Dalam diskusi itu, AP II menghadirkan moderator Agus Pambagio
.Acara dihadiri GM AP-II Bandara Polonia Medan H.T Said Ridwan, Direktur Operasional AP-II pusat Endang Sumiarsa, Kadis Perhubungan Sumut Anthony Siahaan, Otoritas Bandara (Otban) Wilayah II H.Abdul Hani, pengamat kebijakan publik, tokoh akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh agama.//sumber Harian Berita Sore// (WSP/m16/m32)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar