Janji Presiden Brasil Gagal Hentikan Demonstrasi
[SAO PAULO] Janji Presiden Brasil, Dilma Rousseff, untuk melakukan reformasi politik menyeluruh dan memperbaiki pelayanan transportasi publik, gagal meredam aksi demonstrasi massa.
Rakyat Brasil, Selasa (25/6), kembali turun ke jalan-jalan pemukiman kelas bawah di pinggiran Kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro, memprotes kebijakan pemerintahan Presiden Rousseff.
Polisi menahan sembilan orang di pemukiman kumuh di Rio de Janeiro. Polisi mengatakan setidaknya 500 orang memblokir jalan selama beberapa jam di distrik Capao Redondo dan Campo Limpo.
Aksi unjuk rasa sepertinya tidak berhenti, meski Presiden Rousseff telah mengusulkan referendum reformasi politik dan berjanji akan memperbaiki pelayanan transportasi publik, pendidikan serta kesehatan.
Dalam pertemuan antara jajaran pemerintah dengan Gerakan Bebas Melintas (MPL), Senin (24/6), Presiden Rousseff menawarkan referendum reformasi politik menyeluruh dan mengumumkan pengalokasian anggaran sebesar US$ 25 miliar untuk perbaikan transportasi publik.
Rousseff juga mengusulkan pemotongan pajak atas biaya transportasi umum, mempercepat investasi rumah sakit, dan menindak korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah.
Menanggapi tawaran Presiden Rousseff, MPL menyatakan terbuka untuk berdialog dengan pemerintah, tapi menekankan akan meneruskan unjuk rasa sampai tuntutan-tuntutan mereka dipenuhi.
MPL merupakan kelompok yang memimpin unjuk rasa menolak kenaikan tarif transportasi publik di Sao Paulo dan Rio. Pada Rabu (26/6), sekitar 100.000 orang diperkirakan turun ke jalan-jalan di Kota Belo Horizonte untuk berdemonstrasi sebelum tim sepakbola Brasil bertanding melawan Uruguay di semifinal Piala Konfederasi.
Otoritas setempat menyatakan hari libur di Belo Horizonte. Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan untuk mengantisipasi bentrokan.
Pengamanan itu, juga dilakukan karena kehadiran Presiden FIFA, Sepp Blastter, untuk menyaksikan pertandingan tim sepakbola Brasil melawan Uruguay.
Penjarahan Presiden Asosiasi Pemilik Toko, Ronaldo Sielichow, meminta penegak hukum memperketat keamanan di Porto Alegre seiring dengan aksi unjuk rasa yang akan berlangsung Rabu.
Pasalnya, aksi penjarahan tengah melanda kota tersebut selama beberapa hari terakhir seiring berlangsungnya aksi demonstrasi. Pada Senin (24/6), Otoritas Rio de Janeiro telah menempatkan 1.000 aparat keamanan dekat perkampungan kumuh.
Terjadi baku tembak yang menewaskan sembilan orang, termasuk satu polisi, dan sembilan lainnya terluka. Korban tewas termasuk lima tersangka pelaku perampokan dan tiga warga.
Polisi menahan sembilan orang, termasuk tersangka utama pembunuh polisi.//sumber Sura Pembaruan // [Aljazeera/AP/D-11]
Rakyat Brasil, Selasa (25/6), kembali turun ke jalan-jalan pemukiman kelas bawah di pinggiran Kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro, memprotes kebijakan pemerintahan Presiden Rousseff.
Polisi menahan sembilan orang di pemukiman kumuh di Rio de Janeiro. Polisi mengatakan setidaknya 500 orang memblokir jalan selama beberapa jam di distrik Capao Redondo dan Campo Limpo.
Aksi unjuk rasa sepertinya tidak berhenti, meski Presiden Rousseff telah mengusulkan referendum reformasi politik dan berjanji akan memperbaiki pelayanan transportasi publik, pendidikan serta kesehatan.
Dalam pertemuan antara jajaran pemerintah dengan Gerakan Bebas Melintas (MPL), Senin (24/6), Presiden Rousseff menawarkan referendum reformasi politik menyeluruh dan mengumumkan pengalokasian anggaran sebesar US$ 25 miliar untuk perbaikan transportasi publik.
Rousseff juga mengusulkan pemotongan pajak atas biaya transportasi umum, mempercepat investasi rumah sakit, dan menindak korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah.
Menanggapi tawaran Presiden Rousseff, MPL menyatakan terbuka untuk berdialog dengan pemerintah, tapi menekankan akan meneruskan unjuk rasa sampai tuntutan-tuntutan mereka dipenuhi.
MPL merupakan kelompok yang memimpin unjuk rasa menolak kenaikan tarif transportasi publik di Sao Paulo dan Rio. Pada Rabu (26/6), sekitar 100.000 orang diperkirakan turun ke jalan-jalan di Kota Belo Horizonte untuk berdemonstrasi sebelum tim sepakbola Brasil bertanding melawan Uruguay di semifinal Piala Konfederasi.
Otoritas setempat menyatakan hari libur di Belo Horizonte. Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan untuk mengantisipasi bentrokan.
Pengamanan itu, juga dilakukan karena kehadiran Presiden FIFA, Sepp Blastter, untuk menyaksikan pertandingan tim sepakbola Brasil melawan Uruguay.
Penjarahan Presiden Asosiasi Pemilik Toko, Ronaldo Sielichow, meminta penegak hukum memperketat keamanan di Porto Alegre seiring dengan aksi unjuk rasa yang akan berlangsung Rabu.
Pasalnya, aksi penjarahan tengah melanda kota tersebut selama beberapa hari terakhir seiring berlangsungnya aksi demonstrasi. Pada Senin (24/6), Otoritas Rio de Janeiro telah menempatkan 1.000 aparat keamanan dekat perkampungan kumuh.
Terjadi baku tembak yang menewaskan sembilan orang, termasuk satu polisi, dan sembilan lainnya terluka. Korban tewas termasuk lima tersangka pelaku perampokan dan tiga warga.
Polisi menahan sembilan orang, termasuk tersangka utama pembunuh polisi.//sumber Sura Pembaruan // [Aljazeera/AP/D-11]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar