Pemerintah Pastikan BBM Nelayan Tak
Naik
=sumber vivanews=
Jakarta-"kba.GALANG"
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Shutardjo
menegaskan seluruh kapal nelayan dengan berat kotor di atas 30 gross tonnage
(GT) tetap menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Sekarang kembali ke
sebelumnya, aturan Inpres nomor 15 Tentang 2011 tentang Perlindungan
Nelayan," kata Cicip.
Diakui Cicip, Peraturan Presiden
Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan
Bakar Minyak Tertentu memang menyatakan BBM bersubsidi hanya untuk nelayan
dengan kapal 30 GT ke bawah.
Namun, berdasarkan keputusan rapat terbatas enam menteri membahas BBM bersubsidi yang dilaksanakan Kamis sore, 23 Februari 2012, memutuskan bahwa semua nelayan akan tetap mendapatkan subsidi.
Dengan ketentuan baru tersebut, Cicip memastikan seluruh nelayan nantinya tetap akan mendapatkan subsidi. Selain itu, harga BBM untuk nelayan tidak akan mengalami kenaikan. "Nelayan tetap subsidi, tak ada harga naik untuk nelayan," kata dia.
Namun, berdasarkan keputusan rapat terbatas enam menteri membahas BBM bersubsidi yang dilaksanakan Kamis sore, 23 Februari 2012, memutuskan bahwa semua nelayan akan tetap mendapatkan subsidi.
Dengan ketentuan baru tersebut, Cicip memastikan seluruh nelayan nantinya tetap akan mendapatkan subsidi. Selain itu, harga BBM untuk nelayan tidak akan mengalami kenaikan. "Nelayan tetap subsidi, tak ada harga naik untuk nelayan," kata dia.
Sebelumnya, sejumlah nelayan
tradisional di Kalimantan Barat memilih tidak melaut menyusul kewajiban menggunakan bahan bakar nonsubsidi bagi
kapal bertonase di atas 30 GT. Mereka mengeluh mahalnya harga BBM industri,
yang jauh lebih tinggi dari BBM bersubsidi, seperti selama ini mereka gunakan.
“Kami sekarang tidak bisa melaut," kata Hengky, nelayan Sungai Rengas, Kubu Raya, Pontianak. "Dulu sebelum ada Perpres saja sudah sangat sulit dapat solar, apalagi sekarang."vivanews (adi)-//kba.ajiinews//galang-kba-gr//
“Kami sekarang tidak bisa melaut," kata Hengky, nelayan Sungai Rengas, Kubu Raya, Pontianak. "Dulu sebelum ada Perpres saja sudah sangat sulit dapat solar, apalagi sekarang."vivanews (adi)-//kba.ajiinews//galang-kba-gr//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar