Minggu, 16 Januari 2011

Jepang Bebaskan Kapten dan Kapal Nelayan Korsel

Denda 250.000 Yen

SEOUL -"Kba.ajiinews Kapal pukat harimau nelayan Korea Selatan (Korsel) dan kaptennya yang ditangkap Jepang lusa lalu bisa bernapas lega.

Otoritas Jepang akan membebaskannya karena terbukti mereka tak menangkap ikan secara ilegal. Sang kapten hanya dikenakan denda 250.000 yen (US$ 4.000) karena menolak perintah berhenti.

“Berdasarkan satu hasil fakta-fakta yang diperiksa dengan Jepang kapal nelayan itu tidak menangkap ikan secara tidak sah,” sebut pernyataan resmi Penjaga Pantai Jepang, Jumat (14/1). Korsel dan Jepang melakukan penyelidikan bersama insiden tesebut setelah kapal itu ditahan karena dituduh melanggar zona ekonomi eksklusif Jepang. Kapal ini ditangkap lantaran masuk ke wilayah perairan Pulau Takeshima yang letaknya 42 mil timur dari kepulauan. Korsel menjuluki wilayah itu sebagai Dokdo, sekaligus mengklaim sebagai wilayahnya.

Hubungan Seoul dan Tokyo belakangan baik dalam sengketa kepulauan itu. Kedua negara lebih memprioritaskan kerja sama dan menafikan rasa permusuhan, untuk menghadapi ancaman musuh Korea Utara (Korut). Meski, tahun lalu, Jepang sempat menahan seorang kapten kapal pukat harimau China setelah kapal itu menabrak kapal-kapal patroli Jepang dekat pulau-pulau yang disengketakan antara Tokyo dan Beijing.

Ini dibuktikan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara yang sedianya mengunjungi Seoul, Sabtu (14/1) ini, untuk melakukan perundingan tentang bagaimana menghadapi Pyongyang dan bagaimana memperkuat pertahanan mereka lebih jauh dalam menghadapi Korut. (ant/ap/reuters/rik)

Perpanjang Jabatan Presiden, Kazakstan Referendum
n ASTANA - Referendum sepertinya lagi menjadi pilihan untuk solusi perpolitikan di beberapa belahan dunia. Kazakstan, negara pecahan bekas Uni Sovyet yang didominasi warga muslim, Jumat (13/1), memutuskan akan melakukan referendum untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Nursultan Abishevich Nazarbayev yang sudah memerintah dua periode. Jika referendum memenangkan presiden ini, pemilihan presiden pada 2012 tak lagi diperlukan. Ia akan otomatis berkuasa hingga 2020.“Rakyat menginginkan Nursultan Abishevich untuk melanjutkan pembangunan dan penguatan negara.

Dan, yang diinginkan rakyat adalah melalui perundangan yang legal,” kata Yerlan Nigmatulin, seorang wakil Mazhilis, tingkatan dewan yang lebih rendah, Jumat.
Yerlan menunjukkan tanda dukungan rakyat dengan memperlihatkan hasil jajak pendapat awal yang berhasil mengumpulkan 5 juta tanda tangan menyetujui referendum. Dia memprediksikan, hasil akhir tak akan jauh berbeda, mendukung perpanjangan masa jabatan.

Analis, akademisi, bahkan kalangan internasional memperhatikan ini sebagai “kemunduran demokrasi”. Amerika Serikat (AS) sudah mengeluarkan pernyataan akan ketidaksetujuan kembalinya berkuasa presiden berusia 70 tahun itu. Nursultan, di satu sisi, punya banyak kolega dan loyalis. Dia dikenal sebagai “Papa” sebagian besar orang Kazakstan. Sebelumnya, dia anggota politbiro Partai Komunis Sovyet.

Ia rajin juga berinvestasi di negaranya sendiri dengan menanamkan lebih dari US$ 150 miliar dalam dua dekade kepemimpinannya di negara penghasil uranium dan minyak ini. sumber sinar harapan (ant/ap/reuters/rik)//kba.ajiinews//.
Kembali ke : Home

Tidak ada komentar:

Posting Komentar