MASYARAKAT PESISIR INDRAMAYU, DESAK PEMULIHAN LINGKUNGAN PADA PERTAMINA
Indramayu,”ajiinews” - Dampak yang ditimbulkan oleh ceceran crude oil milik Pertamina RU VI Balongan, tidak hanya berimbas pada para petani tambak tapi juga nelayan perairan Indramayu, yang diperkirakan total kerugian mereka hingga miliaran rupiah, tetapi juga merusak ekosistem disepanjang pesisir pantai Indramayu.
Banyaknya tumbuhan penahan ombak yang mati sehingga mengakibatkan rusaknya hutan-hutan mangrove, disinyalir pencemaran crude oil sebagai penyumbang terbesar atas rusaknya hutan mangrove yang ada di Indramayu. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh sebagian masyarakat disekitar pesisir. Pasalnya, dengan banyaknya ekosistem pantai yang rusak parah tersebut, merupakan penyebab tingginya abrasi pantai. Apalagi Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dalam sambutannya saat acara launching balad kuring belum lama ini mengatakan, diperkiran sekitar tahun 2111 pulau jawa akan tenggelam.
Junedi seorang tokoh muda pemerhati lingkungan Indramayu menyebutkan jika dirinya prihatin dengan keadaan pantai Indramayu saat ini, bahkan dirinya pun mengaku telah berkoordinasi dengan beberapa kelompok tani untuk melakukan tambal sulam terhadap hutan-hutan mangrove agar mangrove baik itu rusak maupun mati dapat digantikan dengan yang baru sehingga diharapkan hutan mangrove dapat terjaga kelestariannya.
Junedi juga mengakui jika usahanya jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dirinya mewakili masyarakat pesisir meminta dan menghimbau pemerintah daerah melalui kantor Lingkungan Hidup agar mendesak Pertamina untuk mempercepat melaksanakan pemulihan lingkungan yang diakibatkan ceceran crude oil.
Sementara ditempat terpisah kepala kantor Lingkungan Hidup Indramayu Ir. Aep Surahman mengungkapkan pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan pihak Pertamina pusat di Jakarta Jum’at (17/12), terkait pemulihan lingkungan. Dalam hal ini kantor LH hanya sebagai mediator masyarakat guna menggedor kepada Pertamina agar melaksanakan tanggung jawabnya. Adapun mekanismenya pemulihan lingkungan yang akan dilakukan Pertamina seperti apa itu urusannya. Apakah nantinya untuk pengadaan bibit akan dilelangkan sesuai keppres 80 atau gimana kita juga belum tahu.
Aep menambahkan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat Indramayu agar tidak terpancing isu-isu yang berkembang saat ini, Kantor LH tidak tahu apakah nanti anggaran Pertamina guna pemulihan lingkungan dimasukan dalam program Corporate Social Responbility (CSR) ataupun tidak, itu tergantung Pertamina yang punya hajat.(kba-fey}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar