DPP Golkar Akan Panggil Yance
Pengunduran Diri 1.123 Kader Otokritik Bagi Partai Golkar
JAKARTA, AJIInews - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar mengaku terkejut atas mundurnya 1.123 kader aktif DPD Partai Golkar Jawa Barat. Oleh karena itu, DPP akan memanggil kedua belah pihak untuk melakukan cross check, baik Ketua DPD Golkar Jabar Irianto Syafiuddin (Yance) maupun kader yang mengundurkan diri itu.
Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar dan Koordinator Provinsi Jabar, Happy Bone Zulkarnaen ketika dihubungi "PR" di Jakarta, Jumat (12/3).
"Kalau benar itu yang terjadi, ini persoalan serius bagi Golkar Jabar. Ini tidak main-main. DPP dalam waktu dekat akan melakukan langkah-langkah rasional dan persuasif kepada pimpinan DPD Jabar dan kader yang mengundurkan diri itu," kata Happy.
Happy menegaskan, DPP Partai Golkar akan mendalami terlebih dahulu dengan melakukan pengecekan kebenaran tentang mundurnya 1.123 kader itu, baik mengenai jumlah kader yang mundur, atau persoalan lainnya. DPP pun akan mendalami akar-akar permasalahan yang mungkin muncul di DPP Golkar Jabar seperti adanya ketidakpuasan kepada Musyawarah Daerah (Musda) Bekasi dan Purwakarta.
"Kami pernah dengar tentang adanya ketidakpuasan di Musda, juga jumlah kepengurusan yang cukup besar di DPD Jabar. Tetapi apakah itu akar permasalahnya?" kata Happy.
Menurut Happy, Golkar adalah salah satu partai yang demokratis dan dewasa, sehingga jika ada perbedaan pendapat ataupun kekecewaan tentunya dapat dicarikan solusinya secara internal partai. Partai Golkar pun tidak terbiasa menyampaikan aspirasi di luar koridor ketentuan yang ada.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa mengatakan, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie belum mengetahui dan belum mendapat informasi alasan pengunduran diri lebih dari 1.000 kader aktif DPD Golkar Jabar itu.
"Ketum belum mendapatkan informasi dan belum tahu alasannya apa. Saya malah baru tahu dari Anda," kata orang dekat Aburizal itu.
Otokritik partai
Sementara itu, pengamat politik Burhanudin Muhtadi mengatakan, mundurnya 1.123 kader Partai Golkar Jawa Barat jelas menjadi otokritik bagi kepengurusan DPD Partai Golkar Jawa Barat di bawah Yance. ”Bagaimanapun, Yance harus mampu mengatasi masalah itu, meski belum tentu hal itu bermula pada saat ia memimpin.”
Dia menduga, masalah itu sudah muncul pada saat munas (musyawarah nasional) di Pekanbaru, Riau, di mana terjadi dua kubu yakni kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan kubu Surya Paloh. Dalam hal ini, Yance dikelompokkan sebagai kubu Ical yang kemudian dinilai kurang mengakomodasi kelompok-kelompok yang ada.
"Jika hal itu benar, mereka yang menyatakan mundur berasal dari kantong-kantor DPD II yang pada saat munas memberikan suaranya ke Surya Paloh. Jadi tidak ada salahnya, Golkar Jabar di bawah Yance melakukan rekonsiliasi pasca-Munas Partai Golkar," kata pengajar dari Universitas Paramadina ini.
Pengamat dari Lembaga Survei Indonesia itu menyayangkan jika Yance atau pengurus terasnya tidak menanggapi persoalan itu. "Harus ada respons segera dan jangan melakukan pembiaran karena ini adalah masalah masa depan partai yang dalam jangka pendek harus menyiapkan sejumlah pemilu pilkada," katanya. (A-130/A-78)***
Sumber : Pikiran Rakyat/pendopoindramayu.blogspot.com, Sabtu, 13 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar