INDRAMAYU DIKEPUNG BANJIR
INDRAMAYU,kba ajiinews
Hujan
deras terus menerus mengguyur kabupaten Indramayu, selama lima hari
mengakibatkan kota mangga ini dikepung banjir di sejumlah kawasan pemukiman dan
ruas jalan utama.
Banjir
bandang ini tidak hanya melumpuhkan jalur penghubung antar kecamatan menuju
pusat kota saja tetapi juga melumpuhkan sektor perekonomian bumi Wiralodra
(sebutan kota Indramayu red.). disebutkan sejumlah perkantoran dan pusat
perekonomian tidak berjalan seperti biasanya akibat banjir yang masih
menggenangi sebagian wilayah Indramayu.
Seperti
jalur yang menghubungkan pusat kota dengan kecamatan Jatibarang sekitarnya,
tepatnya di desa Jatisawit hingga Desa Krasak ketinggian air mencapai sekitar
80 cm. Sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor, dan para
pengendara yang menuju kota harus memutar hingga puluhan kilometer.
Hal
senada juga sama seperti jalur timur Indramayu yaitu di ruas jalan Balongan,
ketinggian air didaerah ini mencapai satu meter lebih. Tidak hanya itu banjir
yang melanda kawasan ini menerpa empat desa di sekitarnya seperti Desa
Singaraja, Singajaya, Tegalurung dan Desa balongan bahkan puluhan hektar tambak
rata seperti lautan.
Menurut
data yang berhasil di himpun kba ajiinews, banjir yang melanda di sejumlah
wilayah Kab. Indramayu diakibatkan karena jebolnya sejumlah tanggul dan saluran
irigasi serta sistem drynase yang buruk. Hal serupa juga di sampaikan Nanang
ketua LSM Pelopor mengatakan bahwa banjir tahun ini sangat parah, mengingat
sepuluh tahun terakhir kawasan kota Indramayu sudah tidak dilanda banjir.
Kalaupu ada hanya sebagian kecil saja dan tidak sampai mengakibatkan lumpuhnya
perekonomian kota.
“Pemerintah
daerah dan balai besar waduk dan sungai cimanuk dan cisanggarung (BBWSC) harus
bertanggung jawab penuh atas banjir yang melanda Indramayu. Kita lihat berapa
miliar kerugian masyarakat karena banjir jadi sudah sepantasnya pemkab
bertanggung jawab”. Tegasnya.
Nanang
pun menambahkan, banjir yang terjadi ini dikarenakan ketidak becusan pemkab
dalam mengawasi setiap pekerjaan infrastruktur pengairan. Ini terbukti
banyaknya tanggul yang jebol, normalisasi sungai yang amburadul serta di
perparah jebolnya Tanggul penahan tanah (TPT), padahal TPT yang jebol itu usia
nya baru hitungan bulan pasca pembangunan. (fey pangkasepna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar