Acara Nadran pesta laut dihadiri oleh nelayan, mitra Bank Jabar Banten dan ruwat ketika melarung kapal tampak dalam gambar sedang membuang sesajen meron di tengah laut.
INDRAMAYU “AJIINEWS”. Berbagai ragam budaya dan adat istiadat ,suku,kesenian tradisional pada estetika bhineka tunggal ika setiap daerah di Indonesia,adalah merupakan aset besar sebagai warisan dari para leluhur nenek moyang pada regenerasinya.Potensi ini dapat dijadikan suatu momentum market dengan nilai jual buat hiburan kunjungan parawisata baik domestic maupun mancanegara.
Nilai jual cukup tinggi,karena berbagai ragam budaya daerah unik dan sakral jika dikelola secara propesional oleh Pemerintah Pusat RI dan Pemerintah Daerah bisa membuka peluang imvestasi parawisata daerah Indramayu. Ini perlu perhatian khusus harus memiliki tenaga terampil sumber daya manusia yang memahami bidang parawisata dengan nilai jual hiburan ragam uniknya budaya daerah khususnya, Indramayu dan umumnya di Indonesia.
Hal tersebut dijelaskan oleh D.Sudarto, Juragan “KM Perdana “ juga sebagai penasehat Panitia Nadran Pesta Laut Nelayan Jaring Udang tahun 2010 pada “AJIINEWS” di rumahnya Jln Delta Desa Pabean Udik Kecamatan dan Kab.Indramayu Jawa Barat. Lebih lanjut dijelaskan D. Sudarto, sebagai budaya nelayan nadran pesta laut jaring udang, sejak 10 tahun terakhir ini, acara sakral nadran pesta laut bagi kaum nelayan tradisional tetap dilaksanakan setiap tahunnya.
Kami selaku, kaum nelayan melaksanakan acara ini, sebagai tanda rasa puji syukur atas anugrah Allah yang telah menciptakan alam semesta, sehingga para nelayan sebagai mata pencahariannya berlayar menangkap ikan di laut.Secara silih berganti para nelayan hilir mudik mengarungi samudra biru mendapatkan rizki udang dan ikan ,hasilnya tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga.Selain itu rasa syukur para nelayan terhadap keselamatan berlayar di laut,ini merupakan anugrah yang diberikan oleh Allah SWT kata D.Sudarto.
Kemeriahan nadran pesta laut bagi kaum nelayan,sebagai puncak acara yang telah dipersiapkan oleh Ketua Panitia Nadran Nelayan Jaring Udang tahun2010, Sardinah dan Sekretaris Karmadi, berupaya melestarikan kearifan budaya daerah Desa Pabean Udik,Karangsong Kecamatan Indramayu dan Desa Brondong Kecamatan Pasekan Kab.Indramayu.Mengenai anggaran biaya nadran ditanggung oleh para nelayan dan donator baik intansi pemerintahan sipil dan swasta sebatas tidak mengikat.
Dengan adanya rasa syukuran nadran ini tegas D.Sudarto, panitia bersama nelayan akan menaburkan,kepala hewan Kambing,sesaji bumbu meron,yang dibawa oleh pawang untuk ruwat di tengah-tengah lautan lepasNantinya secara kebersamaan para nelayan akan menggiring ke tengah-tengah laut menabur sesajen dan kepala hewan kambing lokasinya diatur oleh pawang ruwet. Untuk membwa peralatan sesajen itu ,telah dipersiapkan jenis kapal-kapalan meron,untuk membawa ke tengah laut, kemudian ditaburkan ke laut ,hal ini cukup meriah. Karena disaksikan dengan iring- iringan ratusan perahu kapal motor jaring udang. Sebagai budaya nadran pestra laut ini,yang paling unik adalah sesajen ruwat meron yang di lepas oleh pawang ke laut, maka para nelayan akan mencari dan menangkap jenis sesajen tersebut, jika dapat jenis sesajen apa saja akan dibwa pulang ke rumah sebagai pertanda berkah berlayar ke depannya insya Allah lebih baik.
Selain itu hiburan yang ditampilkan guna menghibur kepenatan para nelayan selama berlayar di laut antara lain, kesenian daerah Indramayu, wayang kulit, Genjring, bleknong (pengiring) drum band,panjat pinang,kembang api untuk acara semalam suntuk.Hal ini pengamatan secara ke depan jelas D.Sudarto dengan berbagai potensi wisata laut dan budaya daerah dapat dijadikan oleh pemerintah untuk mempromosikan kunjungan parawisata mancanegara internasional keberadaan aset-aset kebudayaan daerah cukup banyak ,potensi inilah nantinya akan menjadi Religius Maju Mandiri dan Sejahtera {REMAJA} sebagai simbol visi misi pembangunan Kabupaten Indramayu Jabar. {kba.01),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar