Bogor, kba ajiinews
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kota Bogor, Jawa Barat mengakui telah terjadi kenaikan
harga bahan pokok pangan beras di daerahnya mencapai 30 persen sejak dua
pekan terakhir.
"Ini kenaikan harga tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya, kenaikan
sebesar 30 persen, atau naik sekitar Rp2.100 per kilogramnya," kata
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Bogor, Mangahit Sinaga, di Bogor, Rabu (25/2).
Ia menjelaskan, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Bogor
saat ini untuk jenis IR 64 medium Rp10.600 per kilogram, sedangkan
premiun Rp13.000 sampai Rp14.000 per kilogram.
"Harga beras dari Rp8.400 per kilogram naik menjadi Rp10.600 untuk medium, dan Rp14.000 per kilogram untuk premium," katanya.
Menurut Sinaga lebih lanjut, kenaikan harga beras di pasaran itu antara
lain karena kurangnya pasokan dari pasar induk, selain itu
kecenderungan terjadi karena distribusi beras miskin (Rakin) yang belum
turun.
"Kita melihat kenaikan selain pasokan yang berkurang juga kecenderungan
karena Raskin yang terlambat turun, ini sudah dua bulan," katanya.
Ia mengatakan pula, harusnya Kota Bogor tidak terkena dampak kenaikan
harga beras, karena baru selesai melakukan operasi pasar dua minggu yang
lalu dan berhasil menekan harga dari Rp9.400 menjadi Rp8.400 per
kilogram.
"Kita sudah melaksanakan operasi pasar beras khusus selama satu bulan,
sebanyak 170 ton kita salurkan, dan berhasil menekan harga beras. Kita
tidak mungkin lagi menggelar operasi pasar karena sudah ada Raskin,"
katanya.
Dijelaskannya lagi, pemerintah daerah wajib menggelar operasi pasar
ketika kenaikan harga mencapai 10 persen. Saat ini harga beras telah
melambung hingga mencapai 30 persen.
"Bagaimana kita mau menggelar operasi pasar, sumber beras berasal dari
Bulog, begitu juga Raskin. Raskin harusnya sudah turun, kalau operasi
pasar digelar juga apa pasokan Bulog mencukupi," kata Sinaga.
Sementara itu, sejumlah warga Kota Bogor mulai resah dengan kenaikan
harga beras yang cukup tinggi itu. Dewi (28), warga Pasir Kuda,
mengeluhkan mahalnya harga jual beras yang mencapai Rp15.000 per
kilogram.
"Kalau dipikir-pikir kondisi sekarang bikin kita resah, harga beras
sekarang sudah 15.000 per kilo, apalagi gas 3 Kg sudah susah
mendapatkannya," kata Dewi lagi.
Dewi mengharapkan pemerintah bisa segera menindaklanjuti situasi
ekonomi saat ini, dan segera menurunkan harga beras serta menyediakan
gas elpiji bersubsidi agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkannya.
"dumber Harian Terbit (ruli)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar